LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
AGNES MONIKA SITUMORANG
(A1C117059)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 4
(REAKSI-REAKSI HIDROKARBON)
VII Data Pengamatan
7.1 Klor dalam Tetraklorida
7.2 Klorinasi
7.1 Klor dalam Tetraklorida
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dua tabung
reaksi diisi masing-masing 1 ml alkana (bensin) dan ditambah dengan 15 tetes
HCl, lalu digoncang
|
Warna
kedua tabung reaksi setelah digoncang menjadi kuning.
|
2.
|
Diletakkan
kedua tabung tadi, satu ditempat yang gelap dan satu ditempat yang terang
selama kurang lebih 5 menit.
|
Tempat
gelap : warna kuning menjadi lebih pekat.
Tempat
terang : warna kuningnya menjadi agak pudar.
|
3.
|
Kedua
tabung ditiup masing-masing mulut tabung untuk menguji ada tidaknya hidrogen
klorida.
|
Kedua
tabung mengeluarkan asap ketika ditiup.
|
4.
|
Diuji
dengan kertas lamus yang lembap pada mulut masing-masing tabung reaksi.
|
Lamus biru
menjadi merah, tabung di tempat gelap lebih cepat, dan tabung di tempat yang
terang agak sedikit lambat.
|
5.
|
Dimasukkan
ketabung reaksi lain 1 ml alkena (benzen) ditambah dengan 15 tetes HCl, dan
digocang.
|
Terdapat
dua fasa antar benzen dan HCl.
|
6.
|
Diuji
adanya hidrogen klorida.
|
Terdapat
asap yang keluar.
|
7.
|
Dimasukkan
1 mL benzen dalam tabung reaksi lain
ditambah dengan 1 ml dan digoncang.
|
Terdapat
dua fasa. Bagian atas bening dan bagian bawah agak keruh.
|
7.2 Klorinasi
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Tabung
reaksi satu dimasukkan potongan besi ditambahakan 1 ml benzen dan Tabung
reaksi dua dimasukkan 1 ml benzen.
|
Tabung
reaksi satu : potongan besi yang menempel pada dinding tabung mnejadi turun
setelah ditetesi benzen.
|
2.
|
Tabung
reaksi satu tadi ditambah dengan tiga tetes HCl.
|
Terdapat
gelembung dan ada warna kuning didekat potongan besi .
|
3.
|
Tabung
reaksi dua yang berisi benzen ditambah tiga tetes HCl.
|
pada
bagian atas larutan terdapat sedikit warna menjadi kuning .
|
4.
|
Kedua
tabung dipanaskan pada suhu 50 ˚C selama 15 menit.
|
Tabung
satu : warna kuning tadi lebih cepat hilang dan terdapat banyak gelembung di
potongan besi yang mengendap.
Tabung dua
: terdapat dua lapisan yaitu bagian
bawah berwarna kuning minyak, dan warna bening pada bagian atas.
|
7.3 Larutan Kalium Permanganat
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Tabung
reaksi satu yang berisi 1 ml kalium permanganat ditambah 5 tetes alkana
(bensin), digoyangkan tabung.
|
larutan
tidak bercampur, dibawah terdapat warna ungu dari kalium permanganat seperti
mengendap.
|
2.
|
Tabung
reaksi dua yang diisi 1 ml kalium permanganat ditambah 5 tetes alkena
(benzen), digoyangkan tabung.
|
Warna
larutan berubah dan terdapat endapan warna coklat di bawah.
|
7.4 Asam Sulfat Pekat
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Tabung
reaksi satu diisi dengan 1 ml asam sulfat pekat ditambah 10 tetes alkana
(bensin), dan digoncang.
|
Ketika
dicampurkan warnanya bening, setelah digoncang terbentuk batas, tetapi
warnanya sama-sama bening dan terdapat busa.
|
2.
|
Tabung
reaksi dua diisi dengan 1 ml asam sulfat pekat dittambah dengan 10 tetes
alkena (benzen), dan digoncang.
|
Ketika dicampurkan
warna larutan bening, setelah digoncang warnanya menjadi keruh dan terdapat
busa. Didiamkan terdapat 3 lapisan yaitu atas kuning, tengah bening dan bawah
berwarna kuning.
|
7.5 Asam Nitrat
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan
kedalam tabung reaksi besar 0.5 ml benzen ditambah 4 ml asam nitrat.
|
Warna
larutannya tetap bening.
|
2.
|
Dimasukkan
baru didih dan dipanaskan, selama kurang lebih 2 menit.
|
Warna
larutan awal bening berubah menjadi warna seperti kuning minyak.
|
4.
|
Setelah
dipanaskan, didinginkan ke dalam gelas kimia yang berisi batu es.
|
Tercium
bau seperti bau semir sepatu
|
5.
|
Dibandingkan
dengan bau nitrobenzena.
|
Baunya
sama dengan bau nitrobenzena.
|
7.6 Bahan Tak Dikenal
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Tabunng
reaksi satu dimasukkan 2 ml senyawa X dan ditambah 2 ml air.
|
Terdapat
dua fasa
|
2.
|
Tabunng
reaksi satu dimasukkan 2 ml senyawa X dan ditambah 2 ml H2SO4 pekat.
|
Terdapat
dua fasa, atas keruh dan bawah bening
|
3.
|
Tabunng
reaksi satu dimasukkan 2 ml senyawa X dan ditambah 2 ml kloroform.
|
Terdapat
bentuk seperti cincin.
|
VIII Pembahasan
8.1 Klor dalam Karbon Tetraklorida
Pada percobaan klor dalam karbon tetraklorida ini, senyawa alkana yang kami gunakan adalah bensin. Dimana bensin kami masukkan kedalam dua tabung reaksi yang berbeda sebanyak 1 ml. Lalu kamu masukkan 15 tetes HCl kedalam masing masing tabung, lalu diguncaang hingga larutan berwarna kuning. Kedua tabung tadi kami tempatkan pada dua tempat berbeda yaitu satu pada tmpat yang gelap dan satu lagi pada tempat yang terang. Tempat yang gelap kami buat dengan membungkus tabung menggunakan aluminium foil serta kapas dan kertas, lalu kami masukkan kedalam box. Sementara untuk tempat terang yaitu kami taruh tabung reaksi diluar agar terkena sinar matahari. Kedua tabung ini didiamkan selama 5 menit. Setelah didiamkan 5 menit, tabung dari tempat terang memiliki larutan berwarna kuning agak pudar. Sementara tabung dari tempat gelap memiliki larutan berwarna kuning pekat. Lalu kedua tabung kami uji keberadaan hidrogennya dengan cara meniup kedua ujung mulut tabung. Dan kedua tabung menimbulkan asap ketika ditiup yang berartu terdapat hidrogen didalamnya. Selain itu, kami melakukan uji lakmus dengan menggunakan kertas lakmus biru terhadap dua larutan tersebut. Ketika lakmus dicelupkan kedalam kedua tabung tersebut, lakmus yang awalnya berwarna biru berubah menjadi merah, yang berarti kedua larutan tersebut memiliki sifat asam. Perbedaanya hanya pada kecepatan perubahannya, dimana larutan pada tabung dari tempat terang dapat merubah lakmus biru menjaadi merah dengan lebih cepat dibandingkan larutan pada tabung dari tempat gelap.
Cahaya mempengaruhi kecepatan reaksi, dimana pada tempat yang kurang pencahayaannya, reaksi yang terjadi akan cenderung lambat tetapi akan cepat bila diletakkan ditempat yang terang. Hal ini dikarenakan ditempat yang terang akan mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai hasil dari terpisahnya partikel-partikel yang bertumbukan yang juga menghasilkan sebuah radikal bebas. Lalu juga menguji hidrogen klorida dengan larutan alkena, kami menggunakan benzen. Dimana kami mencampurkan 1 ml benzen dengan 15 tetes HCl. Setelah pengocokan timbul dua lapisan pada campuran. Pada bagian atas adalah benzen karena memiliki masssa jenis yang lebih kecil dari pada HCL, sehingga bagian bawah adalah HCl. Ketika dilakukan peniupan ujung tabung reaksi keluar asap yang menandakan adanya hidrogen klorida. Pada tabung reaksi lain kami juga mengisi 1 ml benzen dan HCl tetapi kami menggunakan 1 ml HCl. Setelah digoncang hasilnya sama yaitu terbentuk dua fasa tetapi pada bagian bawah berwarna agak keruh dan atas warnanya bening.
8.2 Klorinasi
Pada percobaan kedua yaitu klorinasi, merupakan reaksi dimana senyawa-senyawa hidrokarbon dirubah menjadi alkil halida yang biasa juga disebut dengan substitusi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/). Dalam percobaan ini kamu menyiapkan dua tabung reaksi. Pada tabung reaski pertama dimasukan porongan besi dan 1 ml benzen untuk menurunkan potongan besi yang menempel pada dinding tabung, sedangkan tabung kedua dimasukkan 1 ml benzen. Lalu kedua tabung ditetesi masing-masing 3 tetes HCl. Pada tabung pertama ketika diteteskan dengan HCl terdapat gelembungn dan ada berwarna kuning pada potongan besi. Sementara pada tabung kedua terdapat warna kuning pada bagian atasanya. Lalu kedua tabung dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 50˚C. Kami dapatkan hasil yaitu pada tabung yang ada berisi potongan besi, warna kuning tadi cepat menghilang dan terdapat banyak gelembung di potongan besi yang mengendap, sedangkan pada tabung yang satu lagi warna kuning pada bagian atas menjadi turun kebawah seperti kuning minyak. Masing masing diamati untukk melihat ada atau tidaknya hidrogen klorida yang dibebaskan. Pada tabung yang hanya berisi benzen dimana benzen tersebut merupakan senyawa dari alkena yang bersifat tak jenuh ketika ditetesi dengan HCl lalu dipanaskan tidak akan menghilangkan warna kuning. Sedangkan pada tabung yang berisi besi dan benzen ketika ditetesi HCl akan ada warna kuning yang muncul dan ketika dipanaskan warna kuningnya mengilang dikarenakan bantuan dari besi yang berfungsi sebagai katalis, sehingga membentuk prosuk adisi yang tidak berwarna atau bening. Sehingga pada tabung yang berisi besi terdapat hidrogen klorida yang dibebaskan.
8.3 Larutan Kalium Permanganat
Pada percobaan larutan kalium permanganat, kami menggunakan senyawa alkana yaitu bensin dan alkena yang kami gunakan adalah benzen. Dimana prosedur pengerjaannya yaitu dua tabung reaksi diisi dengan 1 ml kalium permanganat. Lalu ditambahkan senyawa alkana pada tabung reaksi satu yaitu bensin sebanyak 5 tetes, dan senyawa alkena pada tabung reaksi dua yaitu benzen sebanyak 5 tetes, lalu dilakukan pengocokan pada kedua tabung. Hasil yang kami dapatkan yaitu pada tabung yang berisi senyawa alkana warna larutan tidak berubah, dimana antara kalium permanganat dan bensin tidak bercampur atau larutan tidak bercampur, sedangkan pada tabung yang berisi alkena warnanya menjadi berubah yaitu menghilangnya warna ungu dari kalium permanganat dan terdapat endapan berwarna coklat di bawah tabung. Hal ini karena pada senyawa alkana yang bersifat jenuh tidak akan bereaksi dengan dengan kalium permanganat yang ditandai dengan tidak hilangnya warna ungu dari kalium permanganat, sedangkan pada senyawa alkena yang bersifat tidak jenuh akan menghilangkan warna dari kalium permanganat yang mana membentuk endapan coklat mangan dioksida yang mana ini terjadi reaksi oksidasi. Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebakan oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan senyawa rangkap biasa alkena atau alkuna yang nanti akan menghasilkan glikol (diol) dan endapan berwarna coklat dari MnO2-. Biasa dikenal dengan tes baeyer’s yaitu suatu tes menunjukkan kereaktifan hidrokarbon tak jenuh terhadap oksidator KmnO4 atau kalium permanganat yang merupakan katalis. Kalium permanganat sendiri merupkan pengoksidator yang kuat, sehingga dipakai sebagai katalis untuk mempercepat lajunya reaksi.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Pada percobaan ini diisi dua tabung reaksi berbeda dengan 1 ml asam sulfat pekat, lalu ditambahkan 10 tetes senyawa alkana yaitu bensin dan senyawa alkena yaitu benzen. Kemudian dilakukan pengocokan pada kedua tabung agar campuran tercampur dengan baik. Pada tabung yang berisi asam sulfat pekat dengan alkana, didapatkan hasil yaitu ketika larutan tadi dicampur warnanya tetap bening tetapi setelah dilakukan pengocokan warnanya tetap bening tetapi terdapat batas dan terdapat busa. Sementara pada tabung yang berisi asam sulfat pekat dengan alkena , didapatkan hasil yaitu warna larutan tetap bening ketika di campurkan, dan ketika digoncang warnanya menjadi keruh dan terdapat busa. Ketika didiamkan kami mendapatkan 3 lapisan yaitu pada bagian atas berwarna kuning, pada bagian tengah bening dan bagian bawah berwarna kuning. Asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hidrosulfat yang diperoleh dari suatu ikatan tunggal atau alkana. Karena hal ini menunjukkan alkana dengan ikatan tunggal masih bisa bereaksi dengan asam sulfat walau hanya dalam jumlah sedikit dimana terjadi reaski pengsulfonatan. Dimana akan menghasilkan larutan bening yang berpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini, kami mencoba membuat campuran lalu membandingkan baunya dengan bau nitrobenzen yang terdapat dilemari zat. Prosedur pembuatan campuran tersebut meliputi: pada tabung reaksi besar yang diisi dengan 0.5 ml benzen dan ditambah dengan 4 ml asam nitrat. Warna larutannya tetap sama yaitu bening. Selanjutnya dilakukan pemanasan dan juga dimasukkan batu didih yang berfungsi untuk menghindari timbulnya gelembung-gelembung didih yang dapat membuat zat terciprat keluar tabung. Pemanasan dilakukan selama kurang lebih 2 menit. Didapatkan hasil yaitu warna larutan awalnya bening menjadi kuning seperti warna minyak. Lalu larutan tadi didinginkan dalam gelas kimia yang telah diisi dengan batu es. Ketika didinginkan dan dimasukkan batu es tercium bau seperti semir sepatu. Lalu kami bandingkan dengan bau nitrobenzen dan hasil yang didapatkan baunya sama dengan nitronebenzena. Benzena merupakan bahan baku darri pembuatan nitrobenzena. Benzen yang dinitrasi dengan asam nitrat dengan pemanasan yang dilakukan untuk mempercepat jalannya reaksi yang mana akan membentuk nitrobenzena.
8.6 Bahan Tak Dikenal
Pada percobaan ini kami melakukan identifikasi terhadap senyawa X, apakah termasuk senyawa jenuh, tak jenuh atau aromatik. Dimana kami memasukkan 2 ml senyawa X kedalam tiga tabung reaksi berbeda. Lalu ditambahkan 2 ml air pada tabung pertama, yang menimbulkan dua fasa pada campuran. Hal ini berarti bahwa senyawa X merupakan senyawa non polar karena tidak dapat bercampur dengan air yang adalah senyawa polar. Tabung kedua ditambah dengan 2 ml H2SO4 pekat didapatkan hasil yaitu terdapat dua fasa warna atasnya bewarna keruh dan warna bawahnya berwarna bening dimana disini terjadi sulfonasi. Dan tabung ketiga ditambah dengan 2 ml kloroform yang mana hasil yang kami dapatkan yaitu terlihat ada bentuk seperti cincin. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu senyawa X merupakan benzen, karena pada tabung satu larutan tidak saling melatukan karena benzen bersifat non polar sedangkan air polar, dan dikuatkan dengan adanya cincin yang terdapat pada tabung ketiga.
8.3 Larutan Kalium Permanganat
Pada percobaan larutan kalium permanganat, kami menggunakan senyawa alkana yaitu bensin dan alkena yang kami gunakan adalah benzen. Dimana prosedur pengerjaannya yaitu dua tabung reaksi diisi dengan 1 ml kalium permanganat. Lalu ditambahkan senyawa alkana pada tabung reaksi satu yaitu bensin sebanyak 5 tetes, dan senyawa alkena pada tabung reaksi dua yaitu benzen sebanyak 5 tetes, lalu dilakukan pengocokan pada kedua tabung. Hasil yang kami dapatkan yaitu pada tabung yang berisi senyawa alkana warna larutan tidak berubah, dimana antara kalium permanganat dan bensin tidak bercampur atau larutan tidak bercampur, sedangkan pada tabung yang berisi alkena warnanya menjadi berubah yaitu menghilangnya warna ungu dari kalium permanganat dan terdapat endapan berwarna coklat di bawah tabung. Hal ini karena pada senyawa alkana yang bersifat jenuh tidak akan bereaksi dengan dengan kalium permanganat yang ditandai dengan tidak hilangnya warna ungu dari kalium permanganat, sedangkan pada senyawa alkena yang bersifat tidak jenuh akan menghilangkan warna dari kalium permanganat yang mana membentuk endapan coklat mangan dioksida yang mana ini terjadi reaksi oksidasi. Hilangnya warna ungu ion MnO4- disebakan oleh adanya reaksi ion MnO4- dengan senyawa rangkap biasa alkena atau alkuna yang nanti akan menghasilkan glikol (diol) dan endapan berwarna coklat dari MnO2-. Biasa dikenal dengan tes baeyer’s yaitu suatu tes menunjukkan kereaktifan hidrokarbon tak jenuh terhadap oksidator KmnO4 atau kalium permanganat yang merupakan katalis. Kalium permanganat sendiri merupkan pengoksidator yang kuat, sehingga dipakai sebagai katalis untuk mempercepat lajunya reaksi.
8.4 Asam Sulfat Pekat
Pada percobaan ini diisi dua tabung reaksi berbeda dengan 1 ml asam sulfat pekat, lalu ditambahkan 10 tetes senyawa alkana yaitu bensin dan senyawa alkena yaitu benzen. Kemudian dilakukan pengocokan pada kedua tabung agar campuran tercampur dengan baik. Pada tabung yang berisi asam sulfat pekat dengan alkana, didapatkan hasil yaitu ketika larutan tadi dicampur warnanya tetap bening tetapi setelah dilakukan pengocokan warnanya tetap bening tetapi terdapat batas dan terdapat busa. Sementara pada tabung yang berisi asam sulfat pekat dengan alkena , didapatkan hasil yaitu warna larutan tetap bening ketika di campurkan, dan ketika digoncang warnanya menjadi keruh dan terdapat busa. Ketika didiamkan kami mendapatkan 3 lapisan yaitu pada bagian atas berwarna kuning, pada bagian tengah bening dan bagian bawah berwarna kuning. Asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hidrosulfat yang diperoleh dari suatu ikatan tunggal atau alkana. Karena hal ini menunjukkan alkana dengan ikatan tunggal masih bisa bereaksi dengan asam sulfat walau hanya dalam jumlah sedikit dimana terjadi reaski pengsulfonatan. Dimana akan menghasilkan larutan bening yang berpisah berdasarkan tingkat kekeruhannya.
8.5 Asam Nitrat
Pada percobaan ini, kami mencoba membuat campuran lalu membandingkan baunya dengan bau nitrobenzen yang terdapat dilemari zat. Prosedur pembuatan campuran tersebut meliputi: pada tabung reaksi besar yang diisi dengan 0.5 ml benzen dan ditambah dengan 4 ml asam nitrat. Warna larutannya tetap sama yaitu bening. Selanjutnya dilakukan pemanasan dan juga dimasukkan batu didih yang berfungsi untuk menghindari timbulnya gelembung-gelembung didih yang dapat membuat zat terciprat keluar tabung. Pemanasan dilakukan selama kurang lebih 2 menit. Didapatkan hasil yaitu warna larutan awalnya bening menjadi kuning seperti warna minyak. Lalu larutan tadi didinginkan dalam gelas kimia yang telah diisi dengan batu es. Ketika didinginkan dan dimasukkan batu es tercium bau seperti semir sepatu. Lalu kami bandingkan dengan bau nitrobenzen dan hasil yang didapatkan baunya sama dengan nitronebenzena. Benzena merupakan bahan baku darri pembuatan nitrobenzena. Benzen yang dinitrasi dengan asam nitrat dengan pemanasan yang dilakukan untuk mempercepat jalannya reaksi yang mana akan membentuk nitrobenzena.
8.6 Bahan Tak Dikenal
Pada percobaan ini kami melakukan identifikasi terhadap senyawa X, apakah termasuk senyawa jenuh, tak jenuh atau aromatik. Dimana kami memasukkan 2 ml senyawa X kedalam tiga tabung reaksi berbeda. Lalu ditambahkan 2 ml air pada tabung pertama, yang menimbulkan dua fasa pada campuran. Hal ini berarti bahwa senyawa X merupakan senyawa non polar karena tidak dapat bercampur dengan air yang adalah senyawa polar. Tabung kedua ditambah dengan 2 ml H2SO4 pekat didapatkan hasil yaitu terdapat dua fasa warna atasnya bewarna keruh dan warna bawahnya berwarna bening dimana disini terjadi sulfonasi. Dan tabung ketiga ditambah dengan 2 ml kloroform yang mana hasil yang kami dapatkan yaitu terlihat ada bentuk seperti cincin. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu senyawa X merupakan benzen, karena pada tabung satu larutan tidak saling melatukan karena benzen bersifat non polar sedangkan air polar, dan dikuatkan dengan adanya cincin yang terdapat pada tabung ketiga.
IX Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Apa itu reaksi substitusi berdasarkan percobaan?
2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kecepatan reaksi berdasarkan percobaan diatas?
3. Senyawa apa yang diidentifikasi pada percobaan dengan bahan yang tak dikenal diatas?
Sebutkan alasan yang mendasari jawaban kamu!
X Kesimpulan
1. Sifat kimia hidrokarbon jenuh (alkana) adalah ikatan tunggal, hidrokarbon tak jenuh (alkena
dan alkuna) adalah ikatan rangkap dimana alkena adalah rangkap dua sedangkan alkuna adalah
rangkap tiga.Sedangkan hidrokarbon aromatik adalah senyawa lingkar beratom C enam.
2. Uji klorin berlangsung dengan cepat pada tempat terang.
3. Alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat maupun jumlah
sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan.
XI Daftar Pustaka
1. Apa itu reaksi substitusi berdasarkan percobaan?
2. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kecepatan reaksi berdasarkan percobaan diatas?
3. Senyawa apa yang diidentifikasi pada percobaan dengan bahan yang tak dikenal diatas?
Sebutkan alasan yang mendasari jawaban kamu!
X Kesimpulan
1. Sifat kimia hidrokarbon jenuh (alkana) adalah ikatan tunggal, hidrokarbon tak jenuh (alkena
dan alkuna) adalah ikatan rangkap dimana alkena adalah rangkap dua sedangkan alkuna adalah
rangkap tiga.Sedangkan hidrokarbon aromatik adalah senyawa lingkar beratom C enam.
2. Uji klorin berlangsung dengan cepat pada tempat terang.
3. Alkana dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat maupun jumlah
sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan.
XI Daftar Pustaka
- http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/. Diakses pada 28 Maret 2019.
- Marsudi. 2014. Kandungan dan Sumber Asal Senyawa Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) Dalam Sedimen Diperairan Pokis Juga Kabupaten kerawang. Jurnal Akuatik. Vol.6, No.2.
- Murshodaq. 2012. Perombakan Senyawa Hidrokarbon Aromatis Polisiklis (Naftalen) Pada Kaplar Tinggi Oleh Pseudomonas. Jurnal Manusia dan Lingkungan. Vol.3, No.1.
- Syukri. 1999. Kimia Organik I. Jakarta: Erlangga.
- Willbraham. 1992. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.
- Tim Kimia Organik. 2015. Penuntun Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi.
Pengujian Ada Tidaknya Hidrogen Klorida |
Pemasukan Kalium Permanganat |
Hasil Setelah Ditetesi HCl |
Hasil Pencampuran Asam Sulfat Pekat dengan Senyawa Alkana |
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2 dengan adanya cahaya, reaksi akan berlangsung dengan cepat. Hal itu dapat kita lihat dari lebih cepatnya kertas lakmus biru menjadi merah ketika dimasukkan pada tabung reaksi dari tempat terang dibandingkan kertas lakmus yang dimasukkan pada tabung reaksi dari tempat gelap (sanaq elfiraA1C117071)
BalasHapusSaya Seprida Anjelina (A1C117051) ingin menjawab pertanyaan nomor 3. Senyawa yang diidentifikasi pada percobaan dengan bahan yang tak dikenal diatas adalah benzen. Karena benzen merupakan senyawa non polar sehingga ketika diaduk dengan air yang merupaka senyawa polar, campuran akan terbentuk 2 fasa dengan benzen dan air tidak saling larut ataupun melarutkan karena sifatnya yang berbeda
BalasHapusSaya agustri manda sari (a1c117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1 Reaksi substitusi adalah reaksi dimana senyawa-senyawa hidrokarbon dirubah menjadi alkil halida. Reaksi substitusi ini meluputi flourinasi, klorinasi, brominasi, dan iodisasi
BalasHapus