LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
DISUSUN OLEH :
AGNES MONIKA SITUMORANG
(A1C117059)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 6
(REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL)
VII Data Pengamatan
7.1 Kelarutan
7.2 Reaksi dengan Alkali
7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
7.4 Reaksi Fenol dengan Brom
7.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
7.1 Kelarutan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung yang berisi 0.5 ml etanol
ditambah 2 ml air.
|
Ketika dicampurkan larutan
etanol larut dalam air, dan larutan berwarna bening.
|
2.
|
Tabung yang berisi 0.5 ml fenol
ditambah dengan 2 ml air.
|
Ketika dicampurkan larutan
berwarna putih susu, didiamkan membentuk endapan orange, setelah diaduk
larutan fenol larut dalam air.
|
3.
|
Tabung yang berisi dengan 0.5 ml
madu ditambah dengan 2 ml air.
|
Ketika dicampurkan terbentuk 2
larutan, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna menjadi kuning
keruh.
|
7.2 Reaksi dengan Alkali
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|
1.
|
Tabung yang berisi 0.5 ml madu
ditambah dengan larutan NaOH 10% sebanyak 5 ml dan dikocok.
|
Larutan menjadi berwarna kuning, lama-kelamaan menghilang dan terdapat
endapan kuning, lapisan atas berwarna kuning jernih.
|
|
2.
|
Tabung yang berisi 0.5 ml fenol
ditambah dengan larutan NaOH 10% sebanyak 5 ml dan dikocok.
|
Larutan menjadi berwarna kuning pudar. Terdapat dua fasa minyak dan air,
Ketika dikocok menjadi larut dan warna larutan mejadi orange jernih.
|
|
3.
|
Tabung yang berisi 0.5 ml 2-naftol ditambah dengan larutan NaOH 10%
sebanyak 5 ml dan dikocok.
|
Terdapat gelembung gas sedikit, setalah digoncang warna menjadi bening
dan tidak ada gelembung.
|
7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|
1.
|
Tabung pertama diisi dengan 1 ml
aseton ditambah dengan 2-butanol dan ditetesi 1 tetes reagen Bordwell-wellman.
|
Ketika dicampur warna tetap
bening, dimasukkan reagen Bordwell-Wellman warna larutan menjadi orange dan
ada gumpalan berwarna hijau tua didasar tabung. Ketika dikocok larutan makin
jernih, dan gumpalan hijaunya semakin membesar.
|
|
2.
|
Tabung pertama diisi dengan 1
ml aseton ditambah dengan ter-butil alkohol(madu) dan ditetesi 1 tetes reagen
Bordwell-wellman.
|
Ketika dicampur warna menjadi
orange dan ada hijau sedikit. Ketika dikocok warna larutan menjadi kuning
minyak, dan didinding tabung ada seperti bercak-bercak hijau yang menepel.
|
|
3.
|
Tabung pertama diisi dengan 1 ml
aseton ditambah dengan korestrol (minyak jelantah) dan ditetesi 1 tetes reagen
Bordwell-wellman.
|
Ketika dicampur larutan menjadi
keruh, ketika digoncang menjadi jernih. Ketika ditetesi reagen
Bordwell-Wellman larutan menjadi warna orange , dibawah ada seperti serbuk
dan terdapat dua fasa : orange dibagian bawah dan minyak diibagian atas.
|
|
4.
|
Tabung pertama diisi dengan 1
ml aseton ditambah dengan trifenil karbiol (kunyit) dan ditetesi 1 tetes
reagen Bordwell-wellman.
|
Ketika dicampur warna larutan
menjadi kuning keruh. Setelah digoncang warna larutan menjadi kuning jernih
dan ditetesi reagen Bordwell-Wellman larutan menjadi warna orange, juga
terdapat gelembung.
|
7.4 Reaksi Fenol dengan Brom
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|
1.
|
Tabung reaksi yang diisi 1 ml fenol dan ditambah dengan 3 ml air
|
Larutan yang awalnya jernih ketika dicampur tetap jernih.
|
|
2.
|
Larutan tadi ditambah dengan HCl
|
Larutan tetap berwarna jernih.
|
7.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
|
1.
|
Tabung 1
1-2 tetes fenol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut bercampur dan warna yang dihasilkan ungu jernih.
|
|
2.
|
Tabung 2
1-2 tetes resorsinol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Warna larutan menjadi kuning jernih, dan larut.
|
|
3.
|
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar.
|
VIII Pembahasan
8.1 Kelarutan
Pada percobaan kelarutan ini, kami menguji kelarutan dari etanol, fenol dan ter-butilalkohol dengan menggunakan pelarut air. Namun kami menggunakan madu sebagai pengganti dari ter-butilalkohol karena keterbatasan bahan. Pada prosedur percobaannya, kami memasukkan 0,5 ml zat terlarut atau zat yang akan diuji kelarutannya kedalam tabung reaksi. Lalu kami tambahkan dengan 2 ml air. Selanjutnya kami lakukan pengadukan agar larutan yang didapat benar-benar sudah bercampur atau membentuk larutan yang homogen dan agar mempercepat kelarutan. Pada saat kami menguji kelarutan etanol dalam air, hasil yang kami dapatkan yaitu larutan menjadi bening dan etanol larut dalam air. Lalu, ketika kami menguji kelarutan fenol dalam air, hasil yang kami dapatkan yaitu awalnya larutan berwarna putih susu dan terdapat endapan orange. Setelah dilakukan pangadukan larutan fenol menjadi larut dalam air. Sedangkan ketika kami menguji kelarutan terbutil alkohol yang digantikan dengan madu, awalnya terbentuk dua lapisan yaitu lapisan madu dibagian bawwah dan lapisan air dibagian atas. Setelah dilakukan pengadukan, larutan berubah warna menjadi kuning keruh dan madu larut dala air.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat diketahui bahwa ketiga senyawa yang diuji kelarutannya tersebut larut dalam air. Hal ini karena ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa alkohol. Dimana alkohol memiliki sifat yang menyerupai air karena memiliki ikatan –OH yang memungkinkan terjadinya ikatan antara hidrogen dengan air (H-O-H) sehingga bisa larut dalam suasana asam maupun basa. Senyawa alkohol yang digunakan juga memiliki gugus alkil berantai pendek sehingga tidak merubah tingkat kelektronegatifan. Atom hidrogen dari molekul alkohol yang bermuatan parsial positif akan berinteraksi kuat dengan atom oksigen yang bersifat elektronegatif dan memiliki pasangan elektron bebas dari molekul lainnya. Hal itulah yang menyebabkan golongan-golongan senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
8.2 Reaksi dengan Alkali
Pada percobaan ini, kami melakukan pengamatan terhadap reaksi alkohol dan fenol dengan alkali. Dimana bahan yang kami uji reaksinya yaitu fenol, 2-naftol dan ter-butil alkohol yang digantikan dengan madu. Prosedur yang kami lakukan diantaranya, kami mengisi 0,5 ml zat yang akan diuji kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi itu ditambahkan NaOH 10% sebanyak 5 ml. Selanjutnya kami aduk campuran dengan menggoyang tabung reaksi secara cepat atau biasa kita sebut dengan pengocokan, hal ini bertujuan agar larutan bercampur dengan baik sehingga larutan menjadi homogen dan untuk memepercepat terjadinya reaksi. Pada saat kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan madu, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning, lalu lama kelamaan warna kuning hilang dan mengendap dibawah sehingga lapisan atas menjadi berwarna kuning jernih. Pada saat kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan fenol, didapatkan hasil yaitu larutan menjadi kuning pudar dan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan minyak dan lapisan air. Setelah dilakukan pengocokan, larutan menjadi berwarna orange jernih. Dan ketika kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan 2-naftol, didapatkan hasil yaitu terdapat gelembung gas, dan setelah digoncang warna larutan menjadi bening dan tidak ada lagi gelembung. Pada percobaan ini alkohol dapat bereaksi dengan NaOH yang mana Ph mendekati 7 sehingga membuat keduanya sukar beraksi. Rantai karbon yang panjang yang membuat sukar larut dalam NaOH. Pada fenol karena memiliki sifat polar yang mampu larut dalma NaOH dengan melepas sebuah proton menjadi suatu anion yang larut dalam NaOH yang mana akan menjadi natrium fenoksida.
8.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
Pada percobaan ini, kami melakukan uji oksidasi dengan asam kromat (Brodwell-Wellman). Reagen Bordwell-Wellman yaitu campuran dari anhidrat krimatin dengan asam sulfat pekat. Bahan yang kami gunakan untuk diuji pada percobaan ini yaitu: 3-butanol, ter-butil alkohol yang diganti dengan madu, korestrol yang kami gantikan dengan minyak jelantah, dan terfenil karboal kami ganti dengan larutan kunyit. Prosedur yang kami lakukan yaitu kami memasukkan 1 ml aseton kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 tetes zat yang akan diuji dan 1 tetes reagen BW (Bordweel-Wellman). Ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan 2-butanol, didapat hasil yaitu pencampuran warna larutan tetap bening, dan ketika dimasukkan reagen Brodwell-Wellman warna larutan berubah menjadi orange dan terdapat gumpalan hijau tua didasar tabung. Dan ketika kami kocok, larutan menjadi jernih dan gumpalan hijau menjadi sedikit besar. Sedangkan ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan madu, didapatkan hasil yaitu warnanya menjadi orange ketika dicampur dan ada hijau sedikit. dan saat dilakukan pengocokan larutan menjadi warna kuning minyak dan didinding tabung ada seperti bercak-bercak hijau yang menempel. Dan ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan minyak jelantah, didapatkan hasil yaitu larutan menjadi keruh ketika dicampur dan ketika digoncang menjadi jernih, dan warna berubah menjadi orange ketika ditetesi dengan reagen Brodwell-Wellman. Pada bagian bawah seperti ada serbuk dan terdapat dua fasa, pada bagian bawah berwarna orange dan bagain atas minyak. Lalu ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan larutan kunyit didapatkan hasil yaitu campuran menjadi kuning keruh, setelah dilakukan penggoncangan menjadi kuning jernih lalu berubah menjadi orange ketika ditetesi reagen Brodwell-Wellman dan juga terdapat gelembung. Pada percobaan ini yaitu untuk uji menentukan jenis alkohol maupun fenol, yaitu bila senyawa tidak bereaksi berarti menandakan bahwa senyawa tersebut adalah alkohol tersier. jika larutan berubah warna kehijauan maka senyawa merupakan alkohol primer. Sedangkan untuk alkohol primer ditandai dengan berwarna orange yang mana menunjukkan turunan dari keton.
8.4 Reaksi Fenol dengan Klor
Pada percobaan ini, kami melakuka pengamatan pada reaksi fenol dan klor. Dimana prosedur yang kami lakukan yaitu 1 ml fenol kami masukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi itu ditambahkan 3 ml air suling dan juga air klor. Ketika dicampurkan dan setelah dicampurkan warna campuran tetaplah bening. Fenol dapat berekasi dengan HCl yange membentuk larutan menjadi jernih. Senyawa fenol memiliki cincin aromatik dan satu atau dua penyulih hidroksil. Fenol memiliki gugus hidroksil yang akan menyebabkan reaktifnya cincin benzen terhadap subtitusi eloktrofilik, dimana pada reaksi inorekasi berlangsung lemah. Dengan menggunakan HCl juga berfungsi untuk menguji kualitatif fenol dan juga kuantitatif untuk banyak fenol.
8.5 Reaksi Fenol dengan Besi(III) Klorida
Pada percobaan ini, kami melakukan pengamatan terhadap reaksi fenol dengan besi (III) klorida (FeCl3). FeCl3 ini digunakan untuk membedakan alkohol alifatik atau rantai terbuka dan alkohol aromatik. Selain itu, FeCl3 juga digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol. Pada percobaan ini, senyawa yang kami uji yaitu fenol, resorsinol, dam 2-propanol. Prosedur yang kami lakukan yaitu kami memasukkan 2 tetes senyawa yang akan diuji kedalam tabung reaksi. Selanjutnya kedalam tabung reaksi itu kami tambahkan 2 ml aquades dan 2 tetes besi (III) klorida. Ketika kami melakukan uji dengan bahan fenol, didapatkan hasil yaitu larutan bercampur dengan baik dan mengalami perubahan warna menjadi ungu jernih. Sedangkan ketika kami melakukan pengujian dengan bahan resorsinol, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning jernih, dan larutan larut. Dan ketika kami melakukan uji dengan bahan 2-propanol, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning pudar dan larutan larut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hanya fenol yang dapat bereaksi dengan besi(III) klorida. Hal ini karena besi (III) klorida mempunyai kemampuan untuk berekasi dengan alkohol alifatik dan fenol merupakan alkohol alifatik. Dimana reaksi yang terjadi ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah sampai ungu kehitaman saat larutan dicampurkan. Disini menunjukkan fenol bereaksi dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks dari Fe3+ dengan fenol. Fenol merupan suatu senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang berikatan pada karbon tak jenuh, yang membeuat dapat bereaksi dengan FeCl3 menghasilkan senyawa kompleks. Sedangkan untuk resorsinol dan 2-propanol tidak bereaksi dengan FeCl3 hal ini karena alkoholtidak dapat bereaksi dengan besi (III) klorida.
IX Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Bagaimana hasil uji kelarutan pada percobaan ini?
2. Apa yang menyebabkan alkohol mudah larut dalam air?
3. Sebutkan dua tujuan pengadukan pada percobaan reaksi dengan alkali?
X Kesimpulan
1. Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur serupa tapi gugus
fungsi fenol melekat langsung pada cincin aromatik
2. Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol maka biasanya titik didihnya semakin tinggi.
Ketika larutan ukuran suatu alkohol bertambah maka probabilitas alkohol berwujud padat
3. Etanol bereaksi dengan asam etanoat membentuk ester sedangkan fenol tidak dapat bereaksi
dengan asam etanoat. Alkohol memiliki sifat keasaman yang lebih kuat daripada fenol. Reaksi
antara alkohol dengan logam Na menghasilkan natrium alkoksida yang merupakan basa kuat.
XI Daftar Pustaka
8.1 Kelarutan
Pada percobaan kelarutan ini, kami menguji kelarutan dari etanol, fenol dan ter-butilalkohol dengan menggunakan pelarut air. Namun kami menggunakan madu sebagai pengganti dari ter-butilalkohol karena keterbatasan bahan. Pada prosedur percobaannya, kami memasukkan 0,5 ml zat terlarut atau zat yang akan diuji kelarutannya kedalam tabung reaksi. Lalu kami tambahkan dengan 2 ml air. Selanjutnya kami lakukan pengadukan agar larutan yang didapat benar-benar sudah bercampur atau membentuk larutan yang homogen dan agar mempercepat kelarutan. Pada saat kami menguji kelarutan etanol dalam air, hasil yang kami dapatkan yaitu larutan menjadi bening dan etanol larut dalam air. Lalu, ketika kami menguji kelarutan fenol dalam air, hasil yang kami dapatkan yaitu awalnya larutan berwarna putih susu dan terdapat endapan orange. Setelah dilakukan pangadukan larutan fenol menjadi larut dalam air. Sedangkan ketika kami menguji kelarutan terbutil alkohol yang digantikan dengan madu, awalnya terbentuk dua lapisan yaitu lapisan madu dibagian bawwah dan lapisan air dibagian atas. Setelah dilakukan pengadukan, larutan berubah warna menjadi kuning keruh dan madu larut dala air.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat diketahui bahwa ketiga senyawa yang diuji kelarutannya tersebut larut dalam air. Hal ini karena ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa alkohol. Dimana alkohol memiliki sifat yang menyerupai air karena memiliki ikatan –OH yang memungkinkan terjadinya ikatan antara hidrogen dengan air (H-O-H) sehingga bisa larut dalam suasana asam maupun basa. Senyawa alkohol yang digunakan juga memiliki gugus alkil berantai pendek sehingga tidak merubah tingkat kelektronegatifan. Atom hidrogen dari molekul alkohol yang bermuatan parsial positif akan berinteraksi kuat dengan atom oksigen yang bersifat elektronegatif dan memiliki pasangan elektron bebas dari molekul lainnya. Hal itulah yang menyebabkan golongan-golongan senyawa ini mempunyai kelarutan yang besar dalam air(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
8.2 Reaksi dengan Alkali
Pada percobaan ini, kami melakukan pengamatan terhadap reaksi alkohol dan fenol dengan alkali. Dimana bahan yang kami uji reaksinya yaitu fenol, 2-naftol dan ter-butil alkohol yang digantikan dengan madu. Prosedur yang kami lakukan diantaranya, kami mengisi 0,5 ml zat yang akan diuji kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi itu ditambahkan NaOH 10% sebanyak 5 ml. Selanjutnya kami aduk campuran dengan menggoyang tabung reaksi secara cepat atau biasa kita sebut dengan pengocokan, hal ini bertujuan agar larutan bercampur dengan baik sehingga larutan menjadi homogen dan untuk memepercepat terjadinya reaksi. Pada saat kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan madu, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning, lalu lama kelamaan warna kuning hilang dan mengendap dibawah sehingga lapisan atas menjadi berwarna kuning jernih. Pada saat kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan fenol, didapatkan hasil yaitu larutan menjadi kuning pudar dan terbentuk dua lapisan yaitu lapisan minyak dan lapisan air. Setelah dilakukan pengocokan, larutan menjadi berwarna orange jernih. Dan ketika kami menguji reaksi dengan alkali pada bahan 2-naftol, didapatkan hasil yaitu terdapat gelembung gas, dan setelah digoncang warna larutan menjadi bening dan tidak ada lagi gelembung. Pada percobaan ini alkohol dapat bereaksi dengan NaOH yang mana Ph mendekati 7 sehingga membuat keduanya sukar beraksi. Rantai karbon yang panjang yang membuat sukar larut dalam NaOH. Pada fenol karena memiliki sifat polar yang mampu larut dalma NaOH dengan melepas sebuah proton menjadi suatu anion yang larut dalam NaOH yang mana akan menjadi natrium fenoksida.
8.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
Pada percobaan ini, kami melakukan uji oksidasi dengan asam kromat (Brodwell-Wellman). Reagen Bordwell-Wellman yaitu campuran dari anhidrat krimatin dengan asam sulfat pekat. Bahan yang kami gunakan untuk diuji pada percobaan ini yaitu: 3-butanol, ter-butil alkohol yang diganti dengan madu, korestrol yang kami gantikan dengan minyak jelantah, dan terfenil karboal kami ganti dengan larutan kunyit. Prosedur yang kami lakukan yaitu kami memasukkan 1 ml aseton kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 tetes zat yang akan diuji dan 1 tetes reagen BW (Bordweel-Wellman). Ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan 2-butanol, didapat hasil yaitu pencampuran warna larutan tetap bening, dan ketika dimasukkan reagen Brodwell-Wellman warna larutan berubah menjadi orange dan terdapat gumpalan hijau tua didasar tabung. Dan ketika kami kocok, larutan menjadi jernih dan gumpalan hijau menjadi sedikit besar. Sedangkan ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan madu, didapatkan hasil yaitu warnanya menjadi orange ketika dicampur dan ada hijau sedikit. dan saat dilakukan pengocokan larutan menjadi warna kuning minyak dan didinding tabung ada seperti bercak-bercak hijau yang menempel. Dan ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan minyak jelantah, didapatkan hasil yaitu larutan menjadi keruh ketika dicampur dan ketika digoncang menjadi jernih, dan warna berubah menjadi orange ketika ditetesi dengan reagen Brodwell-Wellman. Pada bagian bawah seperti ada serbuk dan terdapat dua fasa, pada bagian bawah berwarna orange dan bagain atas minyak. Lalu ketika kami menguji oksidasi dengan asam kromat pada bahan larutan kunyit didapatkan hasil yaitu campuran menjadi kuning keruh, setelah dilakukan penggoncangan menjadi kuning jernih lalu berubah menjadi orange ketika ditetesi reagen Brodwell-Wellman dan juga terdapat gelembung. Pada percobaan ini yaitu untuk uji menentukan jenis alkohol maupun fenol, yaitu bila senyawa tidak bereaksi berarti menandakan bahwa senyawa tersebut adalah alkohol tersier. jika larutan berubah warna kehijauan maka senyawa merupakan alkohol primer. Sedangkan untuk alkohol primer ditandai dengan berwarna orange yang mana menunjukkan turunan dari keton.
8.4 Reaksi Fenol dengan Klor
Pada percobaan ini, kami melakuka pengamatan pada reaksi fenol dan klor. Dimana prosedur yang kami lakukan yaitu 1 ml fenol kami masukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian kedalam tabung reaksi itu ditambahkan 3 ml air suling dan juga air klor. Ketika dicampurkan dan setelah dicampurkan warna campuran tetaplah bening. Fenol dapat berekasi dengan HCl yange membentuk larutan menjadi jernih. Senyawa fenol memiliki cincin aromatik dan satu atau dua penyulih hidroksil. Fenol memiliki gugus hidroksil yang akan menyebabkan reaktifnya cincin benzen terhadap subtitusi eloktrofilik, dimana pada reaksi inorekasi berlangsung lemah. Dengan menggunakan HCl juga berfungsi untuk menguji kualitatif fenol dan juga kuantitatif untuk banyak fenol.
8.5 Reaksi Fenol dengan Besi(III) Klorida
Pada percobaan ini, kami melakukan pengamatan terhadap reaksi fenol dengan besi (III) klorida (FeCl3). FeCl3 ini digunakan untuk membedakan alkohol alifatik atau rantai terbuka dan alkohol aromatik. Selain itu, FeCl3 juga digunakan untuk membedakan antara senyawa alkohol dan fenol. Pada percobaan ini, senyawa yang kami uji yaitu fenol, resorsinol, dam 2-propanol. Prosedur yang kami lakukan yaitu kami memasukkan 2 tetes senyawa yang akan diuji kedalam tabung reaksi. Selanjutnya kedalam tabung reaksi itu kami tambahkan 2 ml aquades dan 2 tetes besi (III) klorida. Ketika kami melakukan uji dengan bahan fenol, didapatkan hasil yaitu larutan bercampur dengan baik dan mengalami perubahan warna menjadi ungu jernih. Sedangkan ketika kami melakukan pengujian dengan bahan resorsinol, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning jernih, dan larutan larut. Dan ketika kami melakukan uji dengan bahan 2-propanol, didapatkan hasil yaitu warna larutan menjadi kuning pudar dan larutan larut.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hanya fenol yang dapat bereaksi dengan besi(III) klorida. Hal ini karena besi (III) klorida mempunyai kemampuan untuk berekasi dengan alkohol alifatik dan fenol merupakan alkohol alifatik. Dimana reaksi yang terjadi ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi merah sampai ungu kehitaman saat larutan dicampurkan. Disini menunjukkan fenol bereaksi dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks dari Fe3+ dengan fenol. Fenol merupan suatu senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang berikatan pada karbon tak jenuh, yang membeuat dapat bereaksi dengan FeCl3 menghasilkan senyawa kompleks. Sedangkan untuk resorsinol dan 2-propanol tidak bereaksi dengan FeCl3 hal ini karena alkoholtidak dapat bereaksi dengan besi (III) klorida.
IX Pertanyaan Pasca Praktikum
1. Bagaimana hasil uji kelarutan pada percobaan ini?
2. Apa yang menyebabkan alkohol mudah larut dalam air?
3. Sebutkan dua tujuan pengadukan pada percobaan reaksi dengan alkali?
X Kesimpulan
1. Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur serupa tapi gugus
fungsi fenol melekat langsung pada cincin aromatik
2. Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol maka biasanya titik didihnya semakin tinggi.
Ketika larutan ukuran suatu alkohol bertambah maka probabilitas alkohol berwujud padat
3. Etanol bereaksi dengan asam etanoat membentuk ester sedangkan fenol tidak dapat bereaksi
dengan asam etanoat. Alkohol memiliki sifat keasaman yang lebih kuat daripada fenol. Reaksi
antara alkohol dengan logam Na menghasilkan natrium alkoksida yang merupakan basa kuat.
XI Daftar Pustaka
- Arsyad. 2008. Ekstraksi Senyawa Organik. Bandung: ITB.
- Hart, H. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
- http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/. Diakses pada 4 April 2019.
- Riawan. 2010. Reaksi Antara Gliserol dan O-Metoksi Fenol Dalam Suasana Basa dan Asam Sebagai Upaya Pendahuluan Pemanfaatan Gliserol Dari Produk Samping Produksi Brodiesel Untuk Pembuatan Obat Batuk Gliserol Gualakolat. Indonesia E-Jurnal of Appled Chemistry. Vol.1, No.2.
- Ulya. 2012. Kinetics of Phenol Oxidation by Candida Tropicals: Efect of Oxygen Supply Rate and Nutrients on Phenol Inhibition. Folla Microbiol. Vol.47, No.6.
Hasil Uji Kelarutan |
Hasil Uji Reaksi dengan Alkali |
Hasil Oksidasi dengan Asam Kromat |
Hasil Uji Reaksi Fenol dengan Klor |
Hasil Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida |
Nama saya Muhammad Yamin (a1c117047) akan mencoba menjawab no 1. Pada percobaan uji kelarutan pada bahan etanol, fenol dan ter-butilalkohol (madu), didapatkan hasil bahwa ketiga bahan tersebut larut dalam air. Hal itu disebabkan karena ketiga bahan tersebut merupakan senyawa alkohol, dimana alkohol mudah larut dalam air.
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 3 tujuan pengadukan pada percobaan reaksi alkali yaitu agar larutan bercampur dengan baik (homogen) dan untuk mempercepat terjadinya reaksi (sanaq elfira,A1C117071)
BalasHapusSaya monica (077) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, yaitu Sifat alkohol mirip dengan air karena sama-sama memiliki gugus -OH yang memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen dengan air (H-O-H). Atom hidrogen dari molekul alkohol yang bermuatan positif akan berinteraksi kuat dengan atom oksigen dari molekul air yang bermuatan negatif dan memiliki pasangan elektron bebas dari molekul lainnya. Hal itulah yang menyebabkan senyawa alkohol mudah larut dalam air.
BalasHapus